Isnin, 31 Januari 2011

APAKAH AKAN TERCIPTA SATU MASYARAKAT DAMAI DAN SEJAHTERA DI PATANI (MASYARAKAT MADANI)

CIPTA SATU MASYARAKAT DAMAI DAN SEJAHTERA DI PATANI (MASYARAKAT MADANI)
By : Imaduddin Bahy (Mr.JR)

(Mr.JR) Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Kuasa. Setelah berbagai ancaman dan penindasan yang di hadapai oleh ummat Melayu Patani, dapat kita rasai bagaimana kehidupan mereka selama ini. Tentu saja bagi mereka yang di zalim atau si penerima musibah akan mempunyai harapan untuk hidup aman sejatera tanpa ada rasa takut atau benci pada siapa-siapa. Memiliki suatu kawasan atau Negara yang damai adalah harapan setiap orang atau dengan bahasa ilmiah disebut sebuah Masyarakat Madani (Civil Society). Masyarakat Madani ini pernah di terapkan oleh Rasulullah di Madinah dan ternyata kaedah ini dapat menyatu-hatikan para masyarakat Madinah dan mereka dapat hidup dalam keadaan damai tanpa perselisihan sesama. Persoalannya ialah, dapatkan kita menerapkan istem ini di Patani dengan keadaan yang seperti sekarang ini?!

Thailand adalah Negara yang dikenali dengan Negara yang tidak pernah di jajah sesuai dengan namanya Thailand yang berarti ‘Tanah Bebas’. Di Thailand juga terdiri dari masyarakat yang beragama Budha dan masyarakat beragama Islam di bahagian selatannya. Perbedaan antara dua belahan bumi ini bukan sahaja dari sisi agamanya, malah berbeda bangsanya yaitu, Siam dan Melayu di bahagian Selatan. Melalui pandangan kami sebagai masyarakat Melayu Patani, Civil Society tidak berlaku sepenuhnya di Patani atau lebih di kenali dengan Selatan Thailand wilayah konflik di masa kini. Civil Society kebanyakannya berlaku sesama masyarakat Melayu di Selatan Thailand sahaja.

Jika kita merujuk kepada tujuh ciri-ciri civil society yang di garis. Yang pertama yaitu Free public sphere (ruang publik yang bebas). Jika di tinjau pada zaman Phibun Songkram, ruang punblik yang bebas langsung tidak berlaku di Patani, malah rakyat Patani pada waktu itu hidup dalam keterpaksaan akibat dari aturan-aturan yang di terap oleh Phibun Songkram. Antara aturannya yaitu rakyat patani tidak dibenar keluar dari rumah dengan berpakaian bercirikan Islam atau bercirikan melayu. Jika adalah pelanggaran terhadap aturan ini, denda atau hukuman baginya adalah orang tersebut harus melepaskan pakaiannya di depan penguasa itu.

Ciri-ciri yang kedua adalah Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Suara-suara pemerintah atau kaum elit di Thailand sering berbunyi demokrasi, tetapi amat sayang karena hanya suara yang kedengaran bahkan tindakan yang dijalankan itu berlaku yang sebaliknya. Contohnya satu peristiwa yang melibatkan tokoh kepercayaan Ummat Melayu di waktu itu yang bernama Tuan Haji Sulong. Tokoh ini mewakili seluruh rakyat Patani untuk memohon atau mengadakan perjanjian dalam rangka membentuk perdamaian antara Siam dan Melayu. Tujuannya agar ummat Melayu hidup bebas di tanah mereka sendiri dan berharap tiada lagi penyiksaan dan penindasan yang berlaku. Akan tetapi, belum sempat tokoh itu menyuarakan tujuannya, bahkan dia dibunuh dan sehingga hari ini mayatnya masih tidak diketemui.
Yang ketiga adalah Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima dan sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain. Sikap ini memang berlaku di Patani tetapi tidak terlibat dengan pemerintah. Sikap ini telah di amalkan sesama ummat Melayu sejak dari zaman dahulu kala. Memang sudah di katakan satu budaya bagi ummat Melayu untuk menghormati hak orang lain.

Yang keempat pula Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk disertai dengan sikap tulus. Antara kelompok di Patani hanyalah berbeda dari dua agama yaitu Islam dan Budha, dua bangsa yaitu Siam dan Melayu, dan terdapat juga pecahan kecil dari agama Islam itu sendiri. Tetapi sudah jelas bahwa tidak mungkin bagi dua kelompok ini untuk bersatu karena kedua pihak tidak di berikan hak yang sama dan bagi yang muslim pula sering dijadikan seperti anak tiri walau di Negeri sendiri.

Poin kelima adalah Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya. Di Selatan Thailand, yang menjawat jawatan tinggi kebanyakannya terdiri dari bangsa Melayu sendiri, akan tetapi mereka ini tidak diberi kuasa sepenuhnya untuk menyusun aktivitas dan hak-hak yang layak bagi penduduk setempat. Keadilan sosial agak kurang berfungsi jika masalah yang dihadapi itu terlibat dengan kaum elit yang berbangsa Siam.


Poin keenam adalah Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa, intimidasi (Ugutan), ataupun intervensi (campur tangan) penguasa atau pihak lain, sehingga masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang bertanggungjawab. System ini di Patani amat bertolak belakang karena hak-hak masyarakat melayu amat terbatas dalam berpolitik, berekonomi, dan berpendidikan tinggi. Masyarakat Melayu sering mendapat intimidasi dari para militer Thailand dan pemerintah. Jika menyebut masalah ekonomi, masyarakat melayu hanya boleh menurut perintah dan tidak boleh meletakkan nilai atau harga terhadap suatu barang niaga miliknya. Contohnya harga getah/karet sering berubah-rubah mengikut pembeli warga Siam tanpa mengira akan untung rugi para penjual dari masyarakat Melayu bahkan langsung tidak mematuhi harga yang ditetapkan dipasaran.

Poin yang ketujuh adalah Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Dalam upaya untuk menegakkan hukum dan mendapatkan keadilan, sesetengah masyarakat melayu memilih jalan dengan menentang kerajaan menggunakan kekerasan yaitu gerakan militer yang underground atau gerakan secara sembunyi. Gerakan akan berlanjutran selagi hak untuk mengurus Tanah sendiri tidak diberikan oleh Thailand. Hak yang diperjuangkan ini bukanlah hak untuk mendapat otonomi tetapi hak untuk medapatkan kemrdekaan yang total dan secara langsung masyarakat Melayu Patani terlep[as Dario pemerintahan Thailand atau Siam Budha.

Kesimpulannya adalah ummat Melayu Patani tidak mungkin hidup dalam damai selagi mereka berada di bawah kekuasaan Siam. Hanya satu sahaja cara bagi mereka untuk hidup damai yaitu dengan merebut kembali hak kepengurusan/kekuasaan yang dulu pernah menjadi milik mereka.

http://www.facebook.com/home.php#!/notes/jeritan-rakyat/apakah-akan-tercipta-satu-masyarakat-damai-dan-sejahtera-di-patani-masyarakat-ma/149607168428088 

Rabu, 19 Januari 2011

Ayoh Keno Igat (My Father Was Arrested)


Ayoh Keno Igat (My Father Was Arrested)
by Isma-Ae-Mohamad 
 
(Jika dibaca rintihan si anak yang ayahnya kena tangkap di bawah akta keselamatan dalam konflik di Selatan Thai di mana-mana majlis boleh menumpah air mata. Dan sudah banyak air mata mengalir bila mendengar rintihan ini. Kami mahu keadilan!)

Setiap orang akan menjaga dan mencintai rumah mereka
Siapa yang akan menjaga dan mencintai keluarga mereka,
Tanah air mereka, rumah-rumah yang mereka bina sendiri, Mereka mempunyai cinta mendalam untuk semua orang.

Rumah kami diserang dan ditawan,
Penderitaan mengalir deras ke arah kami,
Mereka mengambil ayah kami,
Pistol diacukan di kepala ayah, tangan digari.

Mereka kata ayahku telah bunuh orang,
Air mata berguguran di pipi ibuku,
Luka itu seperti hati yang sedang disiat-siat dengan pisau,
Aku hanya mampu melihat ayah dibawa pergi.

Adikku menangisi pemergian ayah,
Kami terus menunggu dan bertanya-tanya di mana ayah,
Setiap malam, ibu terpaksa berbohong,
Ayah katanya pergi bekerja di tempat yang jauh

Tangisan si kecil diredakan oleh ibu - dalam kesedihan katanya:
"Ayahmu bekerja untuk wang, untuk membina rumah kita,
Ayah akan kembali, bersabarlah..."
Ketika aku mendongak ke atas, ibuku menahan air matanya...

Dari pagi hingga malam,
Waktu berlalu terlalu lambat,
Melihat ke luar,
Aku tidak melihat tanda-tanda ayah akan kembali
Ibuku semakin kurus kerana kesedihan yang ditanggungnya

Adik kecilku meraung
"Aku mahu baju baru, rumah baru!"
Tidak mengapa jika kita tidak punya wang untuk membeli jajan
Tidak mengapa jika kita punya apa-apa untuk dimakan
Tetapi tolonglah kembalikan ayahku

Adikku bertanya mungkin ayah terlalu sibuk bekerja
dan melupai kami
Dia lupa anak-anaknya yang merinduinya
Mengapa ayah harus berbohong kepada kami
dan tidak pernah kembali
Seperti air mata yang berguguran, hati kami remuk

Ibarat kapal yang kehilangan kemudi
Ibuku harus bekerja sendirian untuk menyara keluarga
Hambatan itu masih boleh dihadapi
Tetapi masa berlalu begitu perlahan dan itu amat menakutkanku

Dengan duka di dada, aku pergi melawat ayahku
Rupanya ayah yang kukasihi begitu parah
Ayah menderita sakit akibat luka-luka yang berdarah
Mengapa ada orang sanggup menyakiti ayah?

Mereka mengambil masa begitu lama untuk memperoleh bukti
Tidak seorangpun daripada mereka terbukti kesalahannya
Ayah dibebaskan setelah tiada bukti sahih
Ayahku pulang ke rumah membuat kami teruja

Adik kecilku gembira dan tersenyum
Kembalinya ayah kami adalah segalanya
Pelukannya, mengasuh kami, membuat aku merasa hangat
Berjanjilah ayah, ayah tidak akan pergi ke mana-mana lagi

Aku melihat ayah duduk dekat tiang
Duka dan rasa sakit di wajahnya
Apa yang merisaukanmu, ayah
Mengapa tidak ada sinar senyuman?

Katanya:
"Jika ayah harus pergi kali ini, ayah tidak akan pernah kembali
Wahai anakku, ikutlah pesan ayah ini
Tolonglah, untuk ayah, lindungi adikmu dan ibumu
supaya mereka tidak terluka..."

Pabila ayahku berpesan, aku merasai tekanan derita
Derita yang membuatku terlalu sedih
Beban tampak begitu mencabar
Aku menjerit, di mana aku bisa mengumpul kekuatan?

Tembakan menggegar di halaman depan rumah kami
Dan mereka membawa ayahku,
Selamanya.
Luka hati dan air mata mengalir di pipiku
Dan adikku menangis: Siapa ambil ayah kami?

Tiada jawapan, aku cuba memujuknya
Tolong beritahu, apa aku berhak tahu
Siapa yang telah dianianya oleh ayahku?
Apa kesalahan yang telah dilakukannya,
tolonglah berikan jawapan...

Nota: Rintihan si anak ini dikutip dan disunting oleh saya dari buku "Ayoh Keno Igat." Untuk edisi Bahasa Melayu ia diterjemah menjadi Ayahku Ditangkap terbitan IKDAS, Harga RM 14.00.Dapatkan di pasaran.Ya, buku terjemahan Bahasa Melayu, terjemahannya terlalu longgar,beremosi dan tidak sampai tahap ITNM.

http://www.facebook.com/home.php#!/notes/isma-ae-mohamad/ayoh-keno-igatmy-father-was-arrested/186105868083944

Ayahku Ditangkap

Ahad, 16 Januari 2011

BACA DAN RENUNG: Revolusi Rakyat Tunis Dan Revolusi Rakyat Patani

Revolusi Rakyat Tunis
Dan Revolusi Rakyat Patani
Dari: Ummah
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، ولا عدوان إلا على الظالمين. والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين، سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. أما بعد:
 
Penyair Tunisia, Abu Al-Qasim Al-Chaabi pernah menyatakan:

إذا الشعب يوما أراد الحياة .. فلا بد أن يستجيب القَدَرْ

“Apabila suatu hari bangsa itu mahukan kehidupan, maka sudah tentu takdir akan menyahut”
Dunia telah dikejutkan dengan kebangkitan revolusi rakyat Tunisia, yang telah memaksa Presiden “Zainul Abidin” bin Ali melarikan diri meninggalkan negara itu.

Revolusi yg tercetus apinya di bandar terpinggir Sidi Bou Zid itu telah merebak ke seluruh negara, sehinggakan ribuan rakyat terutamanya para pemuda keluar ke jalanan berdemonstrasi, menyatakan tuntutan mereka kepada kerajaan yg amat korup itu. Semangat kebebasan di kalangan segenap lapisan masyarakat telah menyebabkan mereka sudah tidak lagi takut untuk menuntut Presiden Bin Ali meletakkan jawatan.

Dalam tempoh hampir sebulan revolusi itu, Bin Ali telah 3 kali keluar di kaca televisyen. Pada kali pertama, beliau telah menyifatkan para pemogok dan penunjuk perasaan sebagai golongan “teroris”. Kali terakhir beliau keluar di kaca tv, beliau telah menyatakan beberapa perkara, konon untuk menenangkan rakyat, antaranya ialah: memberi jaminan tidak akan bertanding lagi untuk jawatan Presiden pada pilihan raya 2014, dan tiada sama sekali “Presiden seumur hidup”.

Namun, kemarahan rakyat sudah begitu memuncak. Bin Ali terpaksa mengalah. Akhirnya pada petang Jumaat 14 Januari 2011, beliau meninggalkan negara yg telah diperintahnya selama 23 tahun itu menuju ke Arab Saudi, setelah Perancis menyatakan ketidaksudiannya untuk menerima pemimpin itu - yang telah menjadikan semangat sekular Perancis sebagai asas pentadiran negara - dengan alasan tidak mahu menimbulkan kemarahan rakyat Tunisia di sana.

Pemerintahan Bin Ali

Zainul Abidin (ramai orang memanggilnya: Syainul Abidin) bin Ali memegang tampuk pemerintahan pada 1987, setelah menggulingkan Al-Habib Bou Rgiba (yang pernah melarang para pekerja berpuasa Ramadhan, konon ia boleh menjejaskan produktiviti negara).

Bin Ali telah menjadikan Tunisia sebagai negara yang boleh dikatakan “ultra sekular”, sehingga mungkin mengalahkan Perancis yang merupakan “sumber ilham”nya.

Pemerintahannya adalah contoh unggul kerajaan kuku besi di dunia arab. Semua pembangkang akan ditindas, samada dari golongan pejuang Islam atau golongan berhaluan kiri. Hak bersuara dihalang dan dikekang, sehinggakan pemerintahannya mengenakan pantauan yg amat ketat terhadap media, termasuklah di internet!

Pemerintahannya juga menyaksikan wujudnya keluarga-keluarga yang berpengaruh dan bersikap “samseng”, antaranya : keluarga At-Tarabulsi, iaitu keluarga isterinya (ehem..), keluarga Al-Ma6iri dan keluarga Chaiboub. Kesemuanya adalah keluarga-keluarga yang menguasai ekonomi Tunisia ketika pemerintahan Bin Ali.

Tidak hairanlah Wikileaks telah menyifatkan suasana sekitar kerajaan Bin Ali sama seperti suasana “mafia”. Ia sebenarnya bukanlah pendedahan yang mengejutkan, kerana ia bukanlah satu rahsia.

Permulaan revolusi

Revolusi yang amat mengejutkan ini telah bermula di sebuah bandar yang bernama Sidi Bou Zaid, di mana seorang pemuda bernama Muhammad Bou 3azizi (26 tahun), seorang graduan yang menganggur, telah terlibat dlm satu pertengkaran kecil dengan beberapa anggota polis yang menghalang beliau berniaga dengan kereta jaja milik beliau yang digunakan untuk menjual sayuran dan buah-buahan. Namun beliau tetap berkeras mahu berniaga. Akibatnya, mereka telah menerbalikkan kereta itu, bahkan ada riwayat yang menyebutkan mereka telah memijak-mijak barangannya itu. Lebih malang lagi, beliau telah ditampar oleh seorang polis wanita di khalayak ramai.

Berang dengan kejadian itu, beliau ke ibu pejabat Wilayah Sidi Bou Zaid untuk mengadu, namun malang sekali, aduannya tidak dilayan. Akhirnya, beliau nekad “membakar” diri sendiri di hadapan bangunan Wilayah itu. Kejadian ini berlaku pada 17 Disember 2010.

Siapa sangka, tindakannya itu – yang mungkin tidak dipersetujui oleh ramai orang – telah menyalakan api kemarahan di wilayahnya, yang seterusnya merebak pula ke wilayah-wilayah lain. Ribuan rakyat telah menyertai mogok dan demonstrasi, dari segenap lapisan masyarakat, tanpa mengira usia dan ideologi, sehinggakan laungan takbir boleh kedengaran dalam demonstrasi yang turut menaikkan gambar Che Guevara.

Muhammad Bou 3azizi menghembuskan nafas terakhir pada 5 Januari 2011, akibat kecederaan parah yang dialaminya daripada kebakaran tersebut. Kematiannya memarakkan lagi revolusi rakyat. Lebih 70 orang meninggal dunia dalam siri demonstrasi besar-besaran di seluruh Negara. Ucapan-ucapan Bin Ali di kaca tv, beserta beberapa rombakan kecil kabinetnya, tidak mampu memadamkan api kemarahan rakyat Tunisia.

Akhirnya, jatuhlah seorang pemerintah kuku besi di dunia arab, apabila Bin Ali meninggalkan Tunisia pada petang Jumaat, 14 Januari 2011, menuju ke Arab Saudi.

Perdana Menteri Tunisia, Muhammad Al-Ghannouchi telah mengambil alih kuasa buat sementara waktu. Namun, tindakannya ini menimbulkan perasaan tidak puas hati kepada banyak pihak, kerana ia menyalahi perlembagaan. Perdana Menteri hanyalah berhak mengambil kuasa jika Presiden yang menyerahkannya, kerana tidak mampu melaksanakan tanggungjawab buat sementara waktu. Keadaan ini tidak berlaku sama sekali dalam kes Bin Ali.

Namun pada hari Sabtu 15 Januari 2011, tampuk pemerintahan telah diserahkan kepada Speaker Parlimen, seperti yang tersebut dalam perlembagaan, untuk tempoh maksimum 60 hari, dan pilihan raya mesti diadakan dalam tempoh ini.


Reaksi Dunia

Masyarakat dunia – terutama masyarakat arab – begitu teruja dengan kejayaan rakyat Tunisia dalam revolusi mereka. Laman Facebook dan Twitter bertukar menjadi ruang ucapan tahniah kepada warga Tunisia. Bahkan ada yang menukar gambar profile kepada bendera Tunisia. Ada pula yang berkongsi gambar Muhammad Bou 3azizi yang dijulang sebagai wira yang mencetuskan revolusi ini. Ada yang telah meluahkan kegembiraan mereka dengan melakukan sujud syukur setelah Bin Ali keluar meninggalkan Tunisia.

Revolusi bersejarah ini sudah tentu menarik perhatian beberapa pemimpin antarabangsa untuk memberikan reaksi mereka:

- Amerika Syarikat: Presiden Barack Obama telah memuji keberanian rakyat Tunisia, dan menyeru agar diadakan pilihan raya yang telus, sambil mengatakan: “Amerika Syarikat berdiri di samping masyarakat dunia untuk menjadi saksi terhadap perjuangan berani ini, demi mendapatkan hak-hak sejagat yang mesti kita pelihara, dan kita akan sentiasa mengingati potret-potret rakyat Tunisia yang berusaha memperdengarkan suaranya”.

Beliau juga telah mengecam tindakan ganas terhadap rakyat yang meluahkan pendapat mereka secara aman.

- PBB: S/U Agung PBB Ban Ki Mon telah meluahkan kebimbangannya terhadap apa yg berlaku di Tunisia, dan menyatakan kesedihannya diatas kehilangan nyawa yang berlaku, dan menyeru kepada suatu penyelesaian yang demokratik terhadap kegawatan yang berlaku, di samping menghormati kebebasan bersuara dan berhimpun.

- Perancis: Beberapa sumber rapat daripada kerajaan menyatakan bahawa Paris tidak berminat menerima kedatangan Bin Ali ke buminya, kerana tidak mahu menimbulkan rasa tidak senang warga Tunisia di Perancis. Pentadbiran Perancis menyatakan harapannya agar keadaan kembali tenang dan kekerasan dihentikan, dan menegaskan bahawa “hanya dialog sahaja yang mampu menjamin penyelasaian yang demokratik dan berterusan bagi kegawatan yang berlaku”.

- Britain: Jurucakap Kementerian Luar menyatakan Tunisia sedang melalui detik bersejarah, dan rakyat Tunisia telah meluahkan cita-cita mereka dalam tempoh beberapa minggu yang lalu.

- Jerman telah menyeru semua pihak yang berkaitan agar mengerahkan seluruh usaha bagi menjayakan dialog dan menyelesaikan segala masalah secara aman, untuk menghalang berlakunya lebih banyak kekerasan.

- Kesatuan Eropah telah menyeru kepada suatu penyelesaian demokratik dan berterusan di Tunisia, di samping menyeru kepada suasana yang tenang selepas keluarnya Bin Ali.

Tidak ditemui pula reaksi daripada pemimpin-pemimpin arab yang lain. Agaknya mereka sedar bahawa mereka juga..

Kesimpulan

Apa yang berlaku di Tunisia seharusnya menjadi pengajaran kepada pemimpin-pemimpin arab yang lain. Yang berada di atas tidak akan selamanya di atas. Jangan sesekali memperlekehkan kuasa rakyat. Kuasa rakyat adalah kuasa keramat. Apabila mereka bangkit, maka pasukan keselamatan tidak akan mampu untuk melawan.

Sebagai rakyat pula, kita seharusnya menjadikan Revolusi Tunisia ini sebagai pemangkin untuk terus berusaha bergandingan menentang kezaliman dan mempertahankan hak kita. Ketakutan yang menebal dalam diri terhadap penguasa perlulah dibuang, kerana itulah penghalang kemerdekaan.

Ada kata-kata hikmat yang menyebut: Apabila telur itu pecah dari luar, maka ia menandakan matinya satu kehidupan. Tetapi jika ia pecah dari dalam, maka ia menandakan akan munculnya satu kehidupan.

Hidup Rakyat !


Insaallah...
REVOLUSI RAKYAT PATANI PASTI BERJAYA SUATU HARI NANTI


Syaikh Qardhawy memuji "Revolusi Tunisia" - Presiden Persatuan Cendikiawan Muslim Internasional, DR. Yusuf Al-Qardhawy menyanjung revolusi rakyat tunis
http://islamic.naseej.com/Detail.asp?InNewsItemID=379404   
 Pandangan PAS
PAS alu-alukan kebangkitan rakyat Tunisia

Selasa, 11 Januari 2011

Baca dan Amal: Kewajiban-Kewajiban Seorang Mujahid Dan Revolusinir

Syahid itu hidup di sisi ALLAH
Kewajiban-Kewajiban Seorang Mujahid Dan Revolusinir
Dari: Harampatah

Bagi seorang mujahid dakwah, ada kewajiban yang harus dia tunaikan dalam operasi dakwahnya. Kewajiban-kewajiban ini adalah dalam rangka membentuk peribadi mujahid untuk menjadi batu bata yang kuat bagi bangunan Islam. Untuk itu Hasan Al Banna telah merangka kewajiban-kewajiban berikut bagi para mujahid dakwah.

Said Hawwa mengatakan bahwa kewajiban di sini bukan berarti wajib dalam pengertian syari'e, tetapi lebih luas dari itu. Kewajiban-kewajiban tersebut ada di antaranya yang fardhu, ada pula yang sunnah. Oleh kerana itu, kata wajib di sini bererti segala bentuk komitmen dakwah yang dituntut oleh gerakan Islam masa kini.

Berikut ini adalah rincian kewajiban-kewajiban tersebut:
1. Hendaklah engkau memiliki wirid harian dari Kitabullah tidak kurang dari satu juz. Usahakan untuk mengkhatamkan Al Qur'an dalam waktu tidak lebih dari sebulan dan tidak kurang dari tiga hari.

2. Hendaklah engkau membaca Al Qur'an dengan baik, memperhatikannya dengan saksama, dan renungkan ertinya (tadabbur ayat).

3. Hendaklah engkau mengkaji Sirah Nabi dan sejarah para generasi salaf sesuai dengan waktu yang tersedia. Buku yang dirasa mencukupi keperluan ini minimal adalah buku Hummatul Islam. Hendaklah engkau juga banyak membaca hadits Rasulullah saw, minimal hafal empat puluh hadits; ditekankan untuk menghafal Al Arba'in An Nawawiyah. Hendaklah engkau juga mengkaji risalah tentang pokok-pokok aqidah dan cabang-cabang fiqih.

4. Hendaklah engkau bersegara melakukan general check up secara berkala atau berubat, begitu penyakit terasa mengenaimu. Di samping itu perhatikanlah faktor-faktor penyebab kekuatan dan perlindungan tubuh, serta hindarilah faktor-faktor penyebab lemahnya kesehatan.

5. Hendaklah engkau menjauhi sikap berlebihan dalam mengkonsumsi kopi, teh, dan minuman perangsang selainnya. Janganlah engkau meminumnya kecuali dalam keadaan darurat dan hendaklah engkau menghindarkan diri sama sekali dari rokok.

6. Hendaklah engkau perhatikan urusan kebersihan dalam segala hal menyangkut tempat tinggal, pakaian, makanan, badan, dan tempat kerja, karena agama ini dibangun di atas dasar kebersihan.

7. Hendaklah engkau jujur dalam berkata dan jangan sekali-kali berdusta.

8. Hendaklah engkau menepati janji, janganlah mengingkarinya, bagaimanapun kondisi yang
engkau hadapi.

9. Hendaklah engkau menjadi seorang yang pemberani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah terus terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan dapat menguasainya dalam keadaan marah sekalipun.

10. Hendaklah engkau senantiasa bersikap tenang dan terkesan serius. Namun janganlah keseriusan itu menghalangimu dari canda yang benar, senyum, dan tawa.

11. Hendaklah engkau memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan yang sensitif, dan peka oleh kebaikan dan keburukan, yakni munculnya rasa bahagia untuk yang pertama dan rasa tersiksa untuk yang kedua. Hendaklah engkau juga bersikap rendah hati dengan tanpa menghinakan diri, tidak bersikap taqlid, dan tidak terlalu lembut hati. Hendaklah engkau juga menuntut dari orang lain yang lebih rendah dari martabatmu untuk mendapatkan martabatmu yang sesungguhnya.

12. Hendaklah engkau bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara pada setiap situasi. Janganlah kemarahan melalaikanmu dari perbuatan kebaikan, janganlah mata keredhaan engkau pejamkan dari perilaku buruk, janganlah permusuhan membuatmu lupa dari pengakuan jasa baik, dan hendaklah engkau berkata benar meskipun itu merugikanmu atau merugikan orang yang paling dekat denganmu.

13. Hendaklah engkau menjadi pekerja keras dan terlatih dalam aktiviti sosial. Hendaklah engkau merasa bahagia jika dapat mempersembahkan bakti untuk orang lain, gemar melawat orang sakit, membantu orang yang memerlukan, menanggung orang yang lemah, meringankan beban orang yang tertimpa musibah meskipun hanya dengan kata-kata yang baik. Hendaklah engkau juga senantiasa bersegera untuk berbuat kebaikan.

14. Hendaklah engkau berhati kasih, dermawan, bertolak ansur, pemaaf, lemah lembut kepada manusia mahupun binatang, berperilaku baik dalam berhubungan dengan semua orang, menjaga etika-etika sosial Islam, menyayangi yang kecil dan menghormati yang besar, memberi tempat kepada orang lain dalam majlis, tidak memata-matai, tidak menggunjing, tidak mengumpat, meminta izin jika masuk maupun keluar rumah, dan lain-lain.

15. Hendaklah engkau pandai membaca dan menulis, memperbanyak mentelaah terhadap risalah Ikhwan (majalah IM), akhbar, majalah, dan tulisan lainnya. Hendaklah engkau bangun perpustakaan khusus, seberapapun ukurannya; kosentrasilah terhadap spesifikasi keilmuan dan keahlianmu jika engkau seorang spesialis; dan kuasailah persoalan Islam secara umum yang dengannya dapat membangun persepsi yang baik untuk menjadi rujukan bagi pemahaman terhadap tuntutan fikrah.

16. Hendaklah engkau memiliki projek usaha ekonomi; betapa pun engkau seorang kaya utamakanlah projek yang mandiri, betapa pun kecilnya; dan cukupkanlah dengan apa yang ada pada dirimu, betapa pun tingginya kapasiti keilmuanmu.

17. Janganlah engkau terlalu berharap untuk menjadi pegawai negeri dan jadikanlah ia sebagai sesempit-sempitnya pintu rezeki, namun jangan pula engkau tolak jika diberi peluang untuk itu. Janganlah engkau melepaskannya kecuali jika ia benar-benar bertentangan dengan tugas-tugas dakwahmu.

18. Hendaklah engkau perhatikan penunaian tugas-tugasmu (bagaimana kecermatan dan kuantitinya), janganlah menipu, dan tepatilah kesepakatan.
19. Hendaklah engkau penuhi hakmu dengan baik, penuhi hak-hak orang lain dengan sempurna tanpa dikurangi dan dilebihkan, dan janganlah menunda-nunda pekerjaan.

20. Hendaklah engkau menjauhkan diri dari judi dengan segala macamnya, apapun maksud di baliknya. Hendaklah engkau juga menjauhi mata pencaharian yang haram, betapapun keuntungan besar yang ada di baliknya.

21. Hendaklah engkau menjauhkan diri dari riba dalam setiap aktivitimu dan sucikanlah ia sama sekali dari riba.

22. Hendaklah engkau memelihara kekayaan umat Islam secara umum dengan mendorong berkembangnya projek-projek ekonomi Islam. Engkau pun hendaklah menjaga setiap keping mata wang agar tidak jatuh ke tangan orang non-Islam dalam keadaan bagaimanapun. Janganlah makan dan berpakaian kecuali produk negeri Islammu sendiri.

23. Hendaklah engkau memiliki kontribusi kewangan dalam dakwah, engkau tunaikan kewajiban zakatmu, dan jadikan sebagian dari hartamu itu untuk orang yang meminta dan orang yang kekurangan, betapapun kecil penghasilanmu.

24. Hendaklah engkau menyimpan sebagian dari penghasilanmu untuk persediaan masa-masa sulit, betapapun sedikit, dan janganlah sekali-kali menyusahkan dirimu untuk mengejar kesempurnaan.

25. Hendaklah engkau bekerja semampu yang engkau lakukan untuk menghidupkan tradisi Islam dan mematikan tradisi jahiliyyah dalam setiap aspek kehidupanmu. Misalnya ucapan salam, bahasa, sejarah, pakaian, perabot rumah tangga, cara kerja dan istirahat, cara makan dan minum, cara datang dan pergi, serta gaya menunjukkan rasa suka dan duka. Hendaklah engkau menjaga sunah dalam setiap aktivitas tersebut.

26. Hendaklah engkau memboikot peradilan setempat atau seluruh peradilan yang tidak Islami, demikian juga gelanggang-gelanggang, penerbitan-penerbitan, organisasi-organisasi, sekolah-sekolah, dan segenap institusi yang tidak mendukung fikrahmu secara total.

27. Hendaklah engkau senantiasa merasakan diawasi oleh Allah, mengingat akhirat dan bersiap-siap untuk menjemputnya, mengambil jalan pintas untuk menuju ridha Allah dengan tekad yang kuat, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah sunah, seperti shalat malam, puasa tiga hari minimum setiap bulan, memperbanyak dzikir (hati dan lisan), dan berusaha mengamalkan doa yang diajarkan pada setiap kesempatan).

28. Hendaklah engkau bersuci dengan baik dan usahakan agar senantiasa dalam keadaan berwudhu (suci) di sebagian besar waktumu.

29. Hendaklah engkau melakukan shalat pada saatnya, di manapun ia berada, dan seketika itu juga.

30. Hendaklah engkau berpuasa Ramadhan dan berhaji dengan baik, jika engkau mampu melakukannya. Kerjakan sekarang juga jika engkau telah mampu.

31. Hendaklah engkau senantiasa menyertai dirimu dengan niat jihad dan cinta mati syahid. Bersiaplah untuk itu bila saja kesempatan untuk itu tiba.

32. Hendaklah engkau senantiasa memperbaharui taubat dan istighfarmu. Berhati-hatilah terhadap dosa kecil, apalagi dosa besar. Sediakanlah untuk dirimu beberapa saat sebelum tidur untuk muhasabah diri terhadap apa-apa yang telah engkau lakukan; yang baik maupun yang buruk. Perhatikan waktumu, karena waktu itu adalah kehidupan itu sendiri.
Janganlah engkau pergunakan ia sedikit pun tanpa guna, dan janganlah engkau ceroboh terhadap hal-hal yang syubhat agar tidak jatuh ke dalam kubangan yang haram.

33. Hendaklah engkau berjuang meningkatkan kemampuanmu dengan sungguh-sungguh agar engkau dapat menerima tongkat kepemimpinan. Hendaklah engkau menundukkan pandanganmu, menekan emosimu, dan memotong habis selera-selera rendah dari jiwamu. Bawalah ia hanya untuk menggapai yang halal dan baik, serta hijabilah ia dari yang haram dalam keadaan bagaimanapun.

34. Hendaklah engkau jauhi khamr (alcohol) dan seluruh makanan atau minuman yang memabukkan sejauh-jauhnya.

35. Hendaklah engkau menjauh dari pergaulan dengan orang jahat dan persahabatan dengan orang yang rosak, serta jauhilah tempat-tempat maksiat.

36. Hendaklah engkau perangi tempat-tempat iseng, jangan sekali-kali mendekatinya, serta jauhilah gaya hidup mewah dan bersantai-santai.
37. Hendaklah engkau mengetahui anggota katibahmu satu persatu dengan pengetahuan yang lengkap, dan kenalkanlah dirimu kepada mereka dengan selengkap-lengkapnya. Tunaikanlah hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya; hak kasih sayang, penghargaan, pertolongan, dan itsar. Hendaklah engkau senantiasa hadir di majlismereka, tidak hadir kecuali karena udzur darurat, dan pegang teguhlah sikap itsar dalam pergaulanmu dengan mereka.

38. Hendaklah engkau hindari hubungan dengan organisasi atau jamaah apapun sekiranya hubungan itu tidak membawa maslahat bagi fikrahmu, terutama jika diperintahkan untuk itu.

39. Hendaklah engkau menyebarkan dakwahmu di manapun dan memberi informasi kepada pemimpin tentang segala keadaab yang melingkupimu. Janganlah engkau berbuat sesuatu yang berdampak strategis kecuali dengan seizinnya.

40. Hendaklah engkau senantiasa menjalin hubungan, baik secara ruhani maupun amali, dengan Jamaah dan menempatkan dirimu sebagai tentara yang berada di tangsi yang tengah menanti arahan komandan.

Rujukan: Membina angkatan Mujahid - Said Hawwa
http://harampatah.blogspot.com/2009/05/kewajiban-kewajiban-seorang-mujahid.html#more

Jumaat, 7 Januari 2011

Patani, Negeri Darussalam yang Terjajah


 Patani, Negeri Darussalam yang Terjajah
Oleh: Mr. Kurtubee Dakeh

Patani termasuk di antara tiga negeri Melayu yang menggunakan gelar “Darussalam” di belakang namanya. Dua negeri Melayu lain yang menggunakan gelar ini adalah Aceh dan Brunei. Ketiga negeri darussalam ini ditakdirkan memiliki sejarah dan perjalanan politik yang sangat jauh berbeda.
Brunei Darussalam merdeka sebagai sebuah negara yang kaya dan mewah. Sedangkan Aceh, meski gagal mendapatkan kemerdekaannya sendiri seperti yang pernah diperjuangkan rakyatnya, namun ia tetap di bawah kekuasaan negeri serumpun: Indonesia. Selain itu, Nangroe Aceh Darussalam memperoleh keistimewaan dengan menikmati beberapa kekuasaan dan hak-hak khusus, lebih daripada wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Di antara keluarga Darussalam ini, hanya Patani yang bernasib malang. Ia harus rela dikuasai oleh bangsa Thai yang asing dan di luar rumpun Melayunya. Patani Darussalam juga tidak mendapat otonomi maupun status istimewa dalam bidang-bidang yang menjadi haknya, seperti masalah kehidupan beragama atau pun soal penggunaan bahasa dan adat resmi Melayu. Ya, seluruh sistem yang berlaku di Patani memang berpusat di Bangkok.

Ironisnya, istilah Darussalam bermakna “Negeri yang Aman”, “Negeri Keselamatan”, atau “Negeri yang Sejahtera”. Tidak diketahui pasti, siapa yang memberi gelar ini kepada Patani. Namun, yang jelas, nama ini sudah dipakai sejak lama. Nama ini pun tersebut pula dalam Hikayat Patani, seperti yang disebutkan dalam naskah karangan Prof. A. Teeuw dan D. K. Wyatt (Martinus Nijhoff: 1970).

Hanya Allah yang mengetahui, apakah hikmah dan rahasia di balik nasib Patani yang seperti ini. Hampir tidak pernah ada yang menduga, jika negeri sebesar Patani –dengan kuasa dan peran uatamanya sebagai benteng penyekat ekspansi bangsa Siam—tiba-tiba menjadi korban dalam permjainan tawar menawar antara Inggris dan Siam pada awal abad kedua puluh dan pasca-Perang Dunia Kedua.

Rasanya, benarlah kata-kata seorang pedagang asal Patani yang mengatakan jika Patani layaknya seorang kakak yang terpaksa berkorban bagi menyelamatkan empat saudaranya. Keempat saudaranya yang terletak di kawasan selatan ini yaitu Kedah, Perlis, Klantan dan Trengganu. Selaku kakak yang letak geografisnya paling dekat dengan Siam, Patani telah mengorbankan dirinya sendiri demi melepaskan adik-adiknya dari cengkraman bangsa Siam.

Nasib baik rupanya tak memihak pada Patani. Saat berjuang membebaskan diri dari Siam, berkali-kali Patani kehilangan peruntungannya. Pada hakikatnya, bukan hanya Patani yang dikalahkan Siam. Kedah dan Klantan pun termasuk negeri yang kalah. Namun, di antara sekian banyak negeri Melayu yang takluk, hanya Patanilah yang paling tidak ingin dilepaskan oleh Siam.

Dalam perundingan antara Inggris dan Siam yang menghasilkan Perjanjian Bangkok 1909, kedaulatan Patani seakan tidak diacuhkan. Padahal, saat itu Inggris ingin membahas soal kedudukan Patani. Namun, wakil perunding Kerajaan Siam, Edward Strobell menjawab keras: “If that is to be the game, I think we had better abandon the negotiation at once. I am having sufficent difficulty with the king about Kedah, and I am not prepared to go further than the three state I originally named. There are considerable settlements of Siamese in setol, and it might not possible to include the state. As for Pattani it is out the question. As The Siamese Government will never concent to it’s session,”

Peluang untuk merdeka sempat terbuka pada tahun-tahun pertama selepas Perang Dunia Kedua, jika saja bangsa Siam –yang selama perang berlansung, memihak Jepang dan menentang sekutu— ikut dihukum karena kejahatan perang.

Sayangnya, hubungan diplomatik masih saja menguntungkan Siam. Saat itu, Inggris terpaksa harus melupakan tuntutannya pada Patani karena mendapat tekanan dari Amerika Serikat dan juga ditawari beras cuma-cuma oleh Siam. Selain itu, Inggris juga memang merasa harus terus menjaga hubungan baik dengan Siam terkait peristiwa darurat di tanah Melayu yang meletus tidak lama setelah perang dunia berakhir.

Maka, tinggallah Patani yang hidup dalam ketidak sejahteraan. Hanya ada kedzaliman, tanpa ada keadilan. Hingga kini, orang Patani masih tidak bisa menerima hakikat keberadaannya di bawah kekuasaan Siam, yang kini bernama Thailand. Justru, rakyat Patani masih merasa perlu berjuang untuk mendapat kemerdekaannya.

Harapan saya, semoga tulisan ini bisa menjadi informasi bagi seluruh civitas akademik di Nusantara dan Dunia. Sebuah informasi yang menyatakan jika di suatu tempat yang tak jauh dari kita, ada bangsa yang sedang berjuang memperoleh kemerdekaan atas jajahan Thailand.

Perjuanga Belum Selesai Selagi Belum Dapat Kemerdekaan

Sumber dari: http://suakaonline.com/
Patani Fakta Dan Opini

Isnin, 3 Januari 2011

SETIAP DETIK MEREKA DALAM PENINDASAN (PATANI)

SETIAP DETIK MEREKA DALAM PENINDASAN (PATANI)
By : Imaduddin Bahy (Mr. JR)

Segala puji hanyalah milik Allah, kami memuji-Nya dan memohon ampunan-Nya. Dan kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri-diri kami dan dari kejelekan amalan perbuatan kami. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang menyesatkannya dan barangsiapa disesatkan tidak ada yang mampu menunjukkan jalan padanya lagi. Dan saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT semata tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan utusan-Nya.

Semuanya Milik Allah dan jelas bahwa semua yang ada pada diri kita dan pada diri mereka/kafir hanyalah pinjaman. Jadi patutlah kita merasa malu jika kita bermegah-megahan dengan barang atau sesuatu yang sebenarnya bukan milik kita, patut kita takut karena tidak menjaga apa yang dipinjam, patut merasa keji karena saling merampas/menjajah tanah-tanah yang sebenarnya menjadi hak orang lain dan yang layak atas semua pinjaman ini hanyalah ummat Islam.

Baik, dengan tidak merugikan lembaran kertas dan halaman, Mr. JR terus saja ke pointnya. Ini hanya tinjauan singkat dari saya si penulis yaitu tentang bentuk-bentuk penindasan terhadap Ummat Melayu di Patani. Jatuhnya Patani ke tangan Siam (Thailand) pada tahun 1785 dan diikuti dengan perjanjian Inggris-Siam pada tahun 1909, menjadi titik permulaan bagi kesengsaraan orang Melayu Islam Patani. Penjajahan ini menyebabkan aspek kehidupan Umat Melayu Patani berada dalam keterpaksaan contohnya, Orang Patani di larang untuk berpakaian yang berciri-cirikan melayu dan dipaksa memakai pakaian ala-ala siam seperti baju lengan pendek dan skirt/rok/meksi bagi wanita dan lelaki harus mengenakan seluar dan topi sebagai ganti pada kopiah dan sorban. Pakaian tradisional Patani sama-sekali tidak dibenarkan, dan bagi mereka yg melanggar aturan ini akan dihukum dengan berbagai jenis hukuman seperti, di tending dan wanita pula dusurh melepaskan pakaian. Manakala, nama-nama Islam di ubah menjadi seperti nama siam. Disini jelas bahwa siam berusaha sekuat mungkin untuk menghapus Umat Melayu Islam di Patani.

Sekitar tahun 90-an, mereka mula merasuk fikiran anak-anak melayu agar berbicara bahasa siam, bagi mereka yang berbicara bahasa melayu akan di denda 5bath per-kata. Bukan itu saja, malah siam juga berusaha merosakkan ketulenan bangsa melayu dengan bernikah dengan anak-anak gadis melayu dan membawa mereka pergi dan bagi warga siam yang Berjaya menikahi orang melayu akan diberikan ganjaran berupa uang sebanyak 50 ribu bath. Tidak cukup dengan itu mereka juga sanggup memperkosa gadis-gadis melayu. Ada satu kejadian yang berkait yaitu, dengan peristiwa perkosaan seorang muslimah bernama Nurhayati, Ia diperkosa secara bergantian oleh tentara Thailand, dihadapan ibunya sendiri. Kemudian, ia disiksa hingga meninggal dan jenazahnya dibungkus oleh kain dan kemudian dibakar.

Pembunuhan dan penangkapan sering saja menimpa pemuda Melayu. Mereka di tangkap dan di bunuh tanpa bukti kesalahan yang nyata. kejadian Kampung Krisek 28 April 2004, 106 remaja dan pemuda Muslim menjadi sasaran tembak tentara Thailand karena dituduh melakukan serangan terhadap pos-pos kemanan yang didirikan oleh tentara Thailand. Dan pada 24 Oktober 2004 pula terjadi satu peristiwa Ta’Bai yang amat menyakitkan dan menyayat hati karena sangat ramai pemuda terkorban Syahid. Ada dari mereka yang tenggalam ke dalam sungai Ta’Bai, ada yang ditembak mati, dan di tanam hidup-hidup. Setengah dari mereka di tangkap dan 85 orang meninggal dalam perjalanan menuju tahanan karena di paksa duduk secara bertindihan di dalam truk. Yang lebih kejam lagi mereka mengambil kesempatan membunuh Orang Islam dalam bulan Ramadhan dimana bulan semua umat Islam berpuasa.

Selain dari melakukan pembunuhan terhadap bangsa melayu, siam juga berusaha menenggelamkan umat melayu dalam kebodohan dan berusaha menjauhkan Umat Melayu Patani dari ajaran islam yang benar  dengan meyediakan ustaz-ustaz atau guru agama yang bekerja di bawah Pemerintah Thailand. Selain dari melenyapkan ajaran islam yang murni, mereka juga berusaha keras untuk melenyapkan sekolah-sekolah agama di Patani. Satu persatu sekolah di tutup dan para Ustaz sering saja di bunuh, di kurung dalam tahanan dan ada yang hilang entah kemana.

Ayat Ayat Perang Di Jalan ALLAH

Telah kita sadari bahwa betapa tersiksanya hidup dalam dunia penindasan. Otak sentiasa berfikir begitu mudah sekali nyawaku melayang, hati terasa lemah untuk hidup, dan jiwa tidak lagi mampu menjerit kegagahan. Tapi hingga hari ini mereka masih tetap bertahan hidup. Dari mana mereka dapat semangat untuk hidup? Pandanglah kedepan kamu, kamu lihat para mujahideen tidak ada henti berjuang dan bermandi darah! Pandanglah di bawah kamu, kamu akan lihat kubur-kubur para syuhada, betapa mereka mencintaimu dengan mengorbankan nyawa mereka. Pandang ke sisi kiri dan kanan kamu, kamu akan lihat saudara kamu memegang erat tanganmu mengharapkan perlindungan! Pandanglah ke belakang kamu, betapa ramai dan utuh berdiri si Pemegang pedang yang bakal berjuang bersama kamu. Pandanglah ke atas, kamu akan lihat kebesaran Allah yang mendirikan langit tanpa satu tiangpun. Dari situ kamu akan sadar bahwa Allah sentiasa memerhatikan kita dan akan membantu kita, bermohonlah kepadaNya. Inilah punca semangat mereka!

Sebagai buktinya lihatlah ayat-ayat dan janji-janji Allah ini :
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (Ali Imram :200)
 “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (Ali Imran: 102)

http://www.facebook.com/home.php#!/notes/jeritan-rakyat/setiap-detik-mereka-dalam-penindasan-patani/144240765631395
Jeritan Rakyat