Syahid itu hidup di sisi ALLAH |
Dari: Harampatah
Bagi seorang mujahid dakwah, ada kewajiban yang harus dia tunaikan dalam operasi dakwahnya. Kewajiban-kewajiban ini adalah dalam rangka membentuk peribadi mujahid untuk menjadi batu bata yang kuat bagi bangunan Islam. Untuk itu Hasan Al Banna telah merangka kewajiban-kewajiban berikut bagi para mujahid dakwah.
Said Hawwa mengatakan bahwa kewajiban di sini bukan berarti wajib dalam pengertian syari'e, tetapi lebih luas dari itu. Kewajiban-kewajiban tersebut ada di antaranya yang fardhu, ada pula yang sunnah. Oleh kerana itu, kata wajib di sini bererti segala bentuk komitmen dakwah yang dituntut oleh gerakan Islam masa kini.
Berikut ini adalah rincian kewajiban-kewajiban tersebut:
1. Hendaklah engkau memiliki wirid harian dari Kitabullah tidak kurang dari satu juz. Usahakan untuk mengkhatamkan Al Qur'an dalam waktu tidak lebih dari sebulan dan tidak kurang dari tiga hari.
2. Hendaklah engkau membaca Al Qur'an dengan baik, memperhatikannya dengan saksama, dan renungkan ertinya (tadabbur ayat).
3. Hendaklah engkau mengkaji Sirah Nabi dan sejarah para generasi salaf sesuai dengan waktu yang tersedia. Buku yang dirasa mencukupi keperluan ini minimal adalah buku Hummatul Islam. Hendaklah engkau juga banyak membaca hadits Rasulullah saw, minimal hafal empat puluh hadits; ditekankan untuk menghafal Al Arba'in An Nawawiyah. Hendaklah engkau juga mengkaji risalah tentang pokok-pokok aqidah dan cabang-cabang fiqih.
4. Hendaklah engkau bersegara melakukan general check up secara berkala atau berubat, begitu penyakit terasa mengenaimu. Di samping itu perhatikanlah faktor-faktor penyebab kekuatan dan perlindungan tubuh, serta hindarilah faktor-faktor penyebab lemahnya kesehatan.
5. Hendaklah engkau menjauhi sikap berlebihan dalam mengkonsumsi kopi, teh, dan minuman perangsang selainnya. Janganlah engkau meminumnya kecuali dalam keadaan darurat dan hendaklah engkau menghindarkan diri sama sekali dari rokok.
6. Hendaklah engkau perhatikan urusan kebersihan dalam segala hal menyangkut tempat tinggal, pakaian, makanan, badan, dan tempat kerja, karena agama ini dibangun di atas dasar kebersihan.
7. Hendaklah engkau jujur dalam berkata dan jangan sekali-kali berdusta.
8. Hendaklah engkau menepati janji, janganlah mengingkarinya, bagaimanapun kondisi yang
engkau hadapi.
9. Hendaklah engkau menjadi seorang yang pemberani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah terus terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan dapat menguasainya dalam keadaan marah sekalipun.
10. Hendaklah engkau senantiasa bersikap tenang dan terkesan serius. Namun janganlah keseriusan itu menghalangimu dari canda yang benar, senyum, dan tawa.
11. Hendaklah engkau memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan yang sensitif, dan peka oleh kebaikan dan keburukan, yakni munculnya rasa bahagia untuk yang pertama dan rasa tersiksa untuk yang kedua. Hendaklah engkau juga bersikap rendah hati dengan tanpa menghinakan diri, tidak bersikap taqlid, dan tidak terlalu lembut hati. Hendaklah engkau juga menuntut dari orang lain yang lebih rendah dari martabatmu untuk mendapatkan martabatmu yang sesungguhnya.
12. Hendaklah engkau bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara pada setiap situasi. Janganlah kemarahan melalaikanmu dari perbuatan kebaikan, janganlah mata keredhaan engkau pejamkan dari perilaku buruk, janganlah permusuhan membuatmu lupa dari pengakuan jasa baik, dan hendaklah engkau berkata benar meskipun itu merugikanmu atau merugikan orang yang paling dekat denganmu.
13. Hendaklah engkau menjadi pekerja keras dan terlatih dalam aktiviti sosial. Hendaklah engkau merasa bahagia jika dapat mempersembahkan bakti untuk orang lain, gemar melawat orang sakit, membantu orang yang memerlukan, menanggung orang yang lemah, meringankan beban orang yang tertimpa musibah meskipun hanya dengan kata-kata yang baik. Hendaklah engkau juga senantiasa bersegera untuk berbuat kebaikan.
14. Hendaklah engkau berhati kasih, dermawan, bertolak ansur, pemaaf, lemah lembut kepada manusia mahupun binatang, berperilaku baik dalam berhubungan dengan semua orang, menjaga etika-etika sosial Islam, menyayangi yang kecil dan menghormati yang besar, memberi tempat kepada orang lain dalam majlis, tidak memata-matai, tidak menggunjing, tidak mengumpat, meminta izin jika masuk maupun keluar rumah, dan lain-lain.
15. Hendaklah engkau pandai membaca dan menulis, memperbanyak mentelaah terhadap risalah Ikhwan (majalah IM), akhbar, majalah, dan tulisan lainnya. Hendaklah engkau bangun perpustakaan khusus, seberapapun ukurannya; kosentrasilah terhadap spesifikasi keilmuan dan keahlianmu jika engkau seorang spesialis; dan kuasailah persoalan Islam secara umum yang dengannya dapat membangun persepsi yang baik untuk menjadi rujukan bagi pemahaman terhadap tuntutan fikrah.
16. Hendaklah engkau memiliki projek usaha ekonomi; betapa pun engkau seorang kaya utamakanlah projek yang mandiri, betapa pun kecilnya; dan cukupkanlah dengan apa yang ada pada dirimu, betapa pun tingginya kapasiti keilmuanmu.
17. Janganlah engkau terlalu berharap untuk menjadi pegawai negeri dan jadikanlah ia sebagai sesempit-sempitnya pintu rezeki, namun jangan pula engkau tolak jika diberi peluang untuk itu. Janganlah engkau melepaskannya kecuali jika ia benar-benar bertentangan dengan tugas-tugas dakwahmu.
18. Hendaklah engkau perhatikan penunaian tugas-tugasmu (bagaimana kecermatan dan kuantitinya), janganlah menipu, dan tepatilah kesepakatan.
19. Hendaklah engkau penuhi hakmu dengan baik, penuhi hak-hak orang lain dengan sempurna tanpa dikurangi dan dilebihkan, dan janganlah menunda-nunda pekerjaan.
20. Hendaklah engkau menjauhkan diri dari judi dengan segala macamnya, apapun maksud di baliknya. Hendaklah engkau juga menjauhi mata pencaharian yang haram, betapapun keuntungan besar yang ada di baliknya.
21. Hendaklah engkau menjauhkan diri dari riba dalam setiap aktivitimu dan sucikanlah ia sama sekali dari riba.
22. Hendaklah engkau memelihara kekayaan umat Islam secara umum dengan mendorong berkembangnya projek-projek ekonomi Islam. Engkau pun hendaklah menjaga setiap keping mata wang agar tidak jatuh ke tangan orang non-Islam dalam keadaan bagaimanapun. Janganlah makan dan berpakaian kecuali produk negeri Islammu sendiri.
23. Hendaklah engkau memiliki kontribusi kewangan dalam dakwah, engkau tunaikan kewajiban zakatmu, dan jadikan sebagian dari hartamu itu untuk orang yang meminta dan orang yang kekurangan, betapapun kecil penghasilanmu.
24. Hendaklah engkau menyimpan sebagian dari penghasilanmu untuk persediaan masa-masa sulit, betapapun sedikit, dan janganlah sekali-kali menyusahkan dirimu untuk mengejar kesempurnaan.
25. Hendaklah engkau bekerja semampu yang engkau lakukan untuk menghidupkan tradisi Islam dan mematikan tradisi jahiliyyah dalam setiap aspek kehidupanmu. Misalnya ucapan salam, bahasa, sejarah, pakaian, perabot rumah tangga, cara kerja dan istirahat, cara makan dan minum, cara datang dan pergi, serta gaya menunjukkan rasa suka dan duka. Hendaklah engkau menjaga sunah dalam setiap aktivitas tersebut.
26. Hendaklah engkau memboikot peradilan setempat atau seluruh peradilan yang tidak Islami, demikian juga gelanggang-gelanggang, penerbitan-penerbitan, organisasi-organisasi, sekolah-sekolah, dan segenap institusi yang tidak mendukung fikrahmu secara total.
27. Hendaklah engkau senantiasa merasakan diawasi oleh Allah, mengingat akhirat dan bersiap-siap untuk menjemputnya, mengambil jalan pintas untuk menuju ridha Allah dengan tekad yang kuat, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah sunah, seperti shalat malam, puasa tiga hari minimum setiap bulan, memperbanyak dzikir (hati dan lisan), dan berusaha mengamalkan doa yang diajarkan pada setiap kesempatan).
28. Hendaklah engkau bersuci dengan baik dan usahakan agar senantiasa dalam keadaan berwudhu (suci) di sebagian besar waktumu.
29. Hendaklah engkau melakukan shalat pada saatnya, di manapun ia berada, dan seketika itu juga.
30. Hendaklah engkau berpuasa Ramadhan dan berhaji dengan baik, jika engkau mampu melakukannya. Kerjakan sekarang juga jika engkau telah mampu.
31. Hendaklah engkau senantiasa menyertai dirimu dengan niat jihad dan cinta mati syahid. Bersiaplah untuk itu bila saja kesempatan untuk itu tiba.
32. Hendaklah engkau senantiasa memperbaharui taubat dan istighfarmu. Berhati-hatilah terhadap dosa kecil, apalagi dosa besar. Sediakanlah untuk dirimu beberapa saat sebelum tidur untuk muhasabah diri terhadap apa-apa yang telah engkau lakukan; yang baik maupun yang buruk. Perhatikan waktumu, karena waktu itu adalah kehidupan itu sendiri.
Janganlah engkau pergunakan ia sedikit pun tanpa guna, dan janganlah engkau ceroboh terhadap hal-hal yang syubhat agar tidak jatuh ke dalam kubangan yang haram.
33. Hendaklah engkau berjuang meningkatkan kemampuanmu dengan sungguh-sungguh agar engkau dapat menerima tongkat kepemimpinan. Hendaklah engkau menundukkan pandanganmu, menekan emosimu, dan memotong habis selera-selera rendah dari jiwamu. Bawalah ia hanya untuk menggapai yang halal dan baik, serta hijabilah ia dari yang haram dalam keadaan bagaimanapun.
34. Hendaklah engkau jauhi khamr (alcohol) dan seluruh makanan atau minuman yang memabukkan sejauh-jauhnya.
35. Hendaklah engkau menjauh dari pergaulan dengan orang jahat dan persahabatan dengan orang yang rosak, serta jauhilah tempat-tempat maksiat.
36. Hendaklah engkau perangi tempat-tempat iseng, jangan sekali-kali mendekatinya, serta jauhilah gaya hidup mewah dan bersantai-santai.
37. Hendaklah engkau mengetahui anggota katibahmu satu persatu dengan pengetahuan yang lengkap, dan kenalkanlah dirimu kepada mereka dengan selengkap-lengkapnya. Tunaikanlah hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya; hak kasih sayang, penghargaan, pertolongan, dan itsar. Hendaklah engkau senantiasa hadir di majlismereka, tidak hadir kecuali karena udzur darurat, dan pegang teguhlah sikap itsar dalam pergaulanmu dengan mereka.
38. Hendaklah engkau hindari hubungan dengan organisasi atau jamaah apapun sekiranya hubungan itu tidak membawa maslahat bagi fikrahmu, terutama jika diperintahkan untuk itu.
39. Hendaklah engkau menyebarkan dakwahmu di manapun dan memberi informasi kepada pemimpin tentang segala keadaab yang melingkupimu. Janganlah engkau berbuat sesuatu yang berdampak strategis kecuali dengan seizinnya.
40. Hendaklah engkau senantiasa menjalin hubungan, baik secara ruhani maupun amali, dengan Jamaah dan menempatkan dirimu sebagai tentara yang berada di tangsi yang tengah menanti arahan komandan.
Rujukan: Membina angkatan Mujahid - Said Hawwa
http://harampatah.blogspot.com/2009/05/kewajiban-kewajiban-seorang-mujahid.html#more
Tiada ulasan:
Catat Ulasan