KUALA LUMPUR: Kepada pendukung Jamaat-e-Islami Bangladesh dan ahli keluarga as-syahid, serta bakal as-syahid yang lainnya yakinlah bahawa kehidupan akhirat adalah kekal abadi dan syurga adalah janji dari Allah.
Demikian gesaan Presiden PAS, Datuk Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang berikutan Penolong Setiausaha Agung Jamaat-e-Islami Bangladesh, Abdul Quader Molla (gambar) yang menemtui syahid di tali gantung, hari ini.
Berikut kenyataan Tuan Guru Abdul Hadi.
Pada hari ini 12 Disember 2013 sejarah mencatatkan syahidnya saudaraku Abdul Quader Molla (14 Ogos 1948 - 12 Disember 2013) yang juga merupakan Penolong Setiausaha Agung Jamaat-e-Islami Bangladesh di tali gantung yang tidak mengenal erti kebenaran.
Perbicaraan as-Syahid adalah satu momokan terhadap sistem keadilan, apabila disabitkan kesalahan dengan fakta yang meragukan dan penuh dengan sentimen politik dalaman Bangladesh.
Ianya bukan sahaja mendapat bantahan dalam negara Bangladesh sendiri tetapi juga turut dikecam oleh komuniti Islam di peringkat antarabangsa.
Jelas sekali tindakan menukar hukuman asal terhadap as-Syahid dari penjara seumur hidup adalah di atas desakan politik dalaman menerusi demonstrasi jadian seperti protes Shahbag pada Februari 2013 lalu yang menjadi tulang belakang agenda jahat kumpulan sekular yang bencikan Islam.
Kepada pendukung Jamaat-e-Islami Bangladesh dan ahli keluarga as-Syahid, serta bakal as-syahid yang lainnya yakinlah bahawa kehidupan akhirat adalah kekal abadi dan syurga adalah janji dari Allah.
Teruskan perjuangan menentang kezaliman, mengikut al Quran dan as-Sunnah serta sirah para Nabi A.S., di mana fajar kemenangan Islam akan menyingsing jua dengan izin Allah. Allahu akbar!
Saudaramu,
Abdul Hadi Awang
Presiden PAS
Malaysia
http://m.harakahdaily.net/index.php/berita-utama/24224-syahidnya-abdul-quader-molla-perjuangan-islam-tidak-berakhir
Abdul Qadir Mullah, petinggi Jamaah-e-Islami yang digantung oleh pemerintah Bangladesh telah dimakamkan
Abdul Qadir Mullah rahimahullah
FARIDPUR (Arrahmah.com) – Pemimpin gerakan Jamaah-e-Islami, Abdul Qadir Mullah rahimahullah yang syahid (in syaa Allah) ditiang gantungan otoritas thagut Bangladesh pada Kamis (12/12/2013) telah dimakamkan di tanah kelahirannya di Faridpur pada Jum’at (13/12) pagi dan dihadiri oleh ribuan orang, lansir BBC.
Abdul Qadir Mullah dieksekusi atas tuduhan melakukan kejahatan perang pada tahun 1971. Ia digantung di penjara pusat Dhaka.
Setelah hukuman gantungnya sempat ditunda dua kali, Mahkamah Agung Bangladesh akhirnya menetapkan eksekusi terhadap dirinya pada Kamis. Mahkamah Agung menolak untuk peninjauan kembali kasusnya tersebut.
Awalnya Abdul Qadir Mullah hanya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada awal bulan Februari, namun ia dan pengacaranya membantah tuduhan kejahatan perang yang dialamatkan kepadanya dan mengajukan banding atas putusan itu.
Persidangan Mullah menjadi sorotan internasional dan beberapa pengamat mengatakan pengadilan tersebut berjalan dengan tidak adil. Kelompok hak asasi manusia juga mengatakan prosedur hukum pengadilan tidak memenuhi standar internasional.
Ratusan orang berkumpul di pusat Dhaka untuk merayakan berita kematiannya, mereka yang merupakan pendukung Jamaah-e-Islami mengatakan akan membalas kematiannya, menyerukan aksi unjuk rasa massal pada Ahad mendatang. Sebelumnya mereka telah memperingatkan pemerintah, jika eksekusi dilaksanakan maka akan membawa “konsekuensi yang mengerikan”.
Sebelum meninggal, Abdul Qadir Mullah sempat menulis sebuah pesan, berikut pesan yang ditulis Mullah dan diterbitkan oleh islam21c.com :
“Jika pemerintah ini membunuh saya dengan tidak adil, maka itu akan menjadi kesyahidan saya. Setelah kesyahidan saya, Allah akan memberi petunjuk bagi kalian. Dia adalah sebaik-baik pemberi petunjuk. Jadi kalian tidak punya alasan untuk khawatir.”
“Aku benar-benar tidak bersalah. Mereka membunuh saya hanya karena saya terlibat dengan gerakan Islam. Tidak semua orang beruntung untuk mendapatkan kesyahidan. Siapa pun yang diberkahi dengan kesyahidan oleh Allah adalah memang orang-orang yang beruntung. Jika saya menerima kesyahidan itu, maka itu akan menjadi pencapaian terbesar dalam hidup saya. Setiap tetes darah saya akan mempercepat kemajuan gerakan Islam dan akan menyebabkan kehancuran penindas. Saya tidak khawatir dengan diri saya sendiri. Saya prihatin tentang masa depan negara dan gerakan Islam. Seperti yang saya tahu, saya tidak pernah melakukan sesuatu yang salah. Saya telah mendedikasikan seluruh hidup untuk gerakan Islam bagi keselamatan ummat di Bangladesh. Allah adalah pemilik hidup. Hanya Allah yang akan memutuskan bagaimana saya akan mati. Kematianku tidak akan terjadi sesuai keputusan orang lain. Waktu dan cara kematianku akan terjadi hanya sesuai kehendak-Nya. Jadi, saya akan menerima semua keputusan Allah dengan senang hati.”
“Kalian harus sabar. Hanya dengan kesabaran dan toleransi kalian akan mencapai kemenangan yang dijanjikan oleh Allah. Bukan dunia, tapi akhirat yang menjadi tujuan saya. Saya meminta do’a kepada ummat Islam di seluruh negara agar Allah menerima kesyahidan saya. Salam saya untuk kalian semua.” (haninmazaya/arrahmah.com)
http://www.arrahmah.com/news/2013/12/14/abdul-qadir-mullah-petinggi-jamaah-e-islami-digantung-pemerintah-bangladesh-dimakamkan.html#sthash.H8k5FV61.dpuf
Abdul Qadir Mullah dieksekusi atas tuduhan melakukan kejahatan perang pada tahun 1971. Ia digantung di penjara pusat Dhaka.
Setelah hukuman gantungnya sempat ditunda dua kali, Mahkamah Agung Bangladesh akhirnya menetapkan eksekusi terhadap dirinya pada Kamis. Mahkamah Agung menolak untuk peninjauan kembali kasusnya tersebut.
Awalnya Abdul Qadir Mullah hanya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada awal bulan Februari, namun ia dan pengacaranya membantah tuduhan kejahatan perang yang dialamatkan kepadanya dan mengajukan banding atas putusan itu.
Persidangan Mullah menjadi sorotan internasional dan beberapa pengamat mengatakan pengadilan tersebut berjalan dengan tidak adil. Kelompok hak asasi manusia juga mengatakan prosedur hukum pengadilan tidak memenuhi standar internasional.
Ratusan orang berkumpul di pusat Dhaka untuk merayakan berita kematiannya, mereka yang merupakan pendukung Jamaah-e-Islami mengatakan akan membalas kematiannya, menyerukan aksi unjuk rasa massal pada Ahad mendatang. Sebelumnya mereka telah memperingatkan pemerintah, jika eksekusi dilaksanakan maka akan membawa “konsekuensi yang mengerikan”.
Sebelum meninggal, Abdul Qadir Mullah sempat menulis sebuah pesan, berikut pesan yang ditulis Mullah dan diterbitkan oleh islam21c.com :
“Jika pemerintah ini membunuh saya dengan tidak adil, maka itu akan menjadi kesyahidan saya. Setelah kesyahidan saya, Allah akan memberi petunjuk bagi kalian. Dia adalah sebaik-baik pemberi petunjuk. Jadi kalian tidak punya alasan untuk khawatir.”
“Aku benar-benar tidak bersalah. Mereka membunuh saya hanya karena saya terlibat dengan gerakan Islam. Tidak semua orang beruntung untuk mendapatkan kesyahidan. Siapa pun yang diberkahi dengan kesyahidan oleh Allah adalah memang orang-orang yang beruntung. Jika saya menerima kesyahidan itu, maka itu akan menjadi pencapaian terbesar dalam hidup saya. Setiap tetes darah saya akan mempercepat kemajuan gerakan Islam dan akan menyebabkan kehancuran penindas. Saya tidak khawatir dengan diri saya sendiri. Saya prihatin tentang masa depan negara dan gerakan Islam. Seperti yang saya tahu, saya tidak pernah melakukan sesuatu yang salah. Saya telah mendedikasikan seluruh hidup untuk gerakan Islam bagi keselamatan ummat di Bangladesh. Allah adalah pemilik hidup. Hanya Allah yang akan memutuskan bagaimana saya akan mati. Kematianku tidak akan terjadi sesuai keputusan orang lain. Waktu dan cara kematianku akan terjadi hanya sesuai kehendak-Nya. Jadi, saya akan menerima semua keputusan Allah dengan senang hati.”
“Kalian harus sabar. Hanya dengan kesabaran dan toleransi kalian akan mencapai kemenangan yang dijanjikan oleh Allah. Bukan dunia, tapi akhirat yang menjadi tujuan saya. Saya meminta do’a kepada ummat Islam di seluruh negara agar Allah menerima kesyahidan saya. Salam saya untuk kalian semua.” (haninmazaya/arrahmah.com)
http://www.arrahmah.com/news/2013/12/14/abdul-qadir-mullah-petinggi-jamaah-e-islami-digantung-pemerintah-bangladesh-dimakamkan.html#sthash.H8k5FV61.dpuf
حرب على الإسلام في بنجلاديش.. إعدامات بالجملة!
بقلم: شعبان عبد الرحمن (*)
أطبق الصمت علي العالم ودخل الضمير الإنساني في غيبوبة أفقدته السمع والبصر، بينما كان البروفيسور عبد القادر ملا، الأمين العام للجماعة الإسلامية في بنجلاديش، يعلق على حبل المشنقة في الساعات الأخيرة من مساء الخميس 12/ 12/ 2013م تنفيذًا لحكم جائر بالإعدام عقابًا له على تهم باطلة بينما حقيقة تهمته أنه قال "ربي الله".
وإعدام البروفيسور عبد القادر ملا، يرحمه الله، جاء وسط مقصلة من المحاكمات الجائرة بدأت يوم الأربعاء 27 فبراير الماضي لجميع قادة الجماعة الإسلامية وكوادرها أمام ما تسمى "محكمة جرائم الحرب" التي حكمت من قبل بالإعدام على الزعيم الإسلامي دلوار حسين رئيس حزب الجماعة الإسلامية، وفي يناير الماضي أدين زعيم سابق للجماعة الإسلامية، هو البروفيسور عبد الكلام آزاد غيابيًّا بالإعدام، وينتظر ستة آخرين أحكامًا مشابهة، ويحاكم هؤلاء جميعًا بتهم مر عليها أكثر من أربعين عامًا، وهي ارتكاب جرائم خلال حرب الاستقلال عام 1971م (انفصال بنجلاديش عن باكستان)، ومحاولة إعاقة استقلال بنجلادش عن باكستان وإجبار هندوس على اعتناق الإسلام!.
في تلك الأجواء المعتمة يعيش الشعب البنجالي محنة كبرى على أيدي حكومة "عوامي" العلمانية المتطرفة المدعومة من كل القوى المعادية للإسلام، فقد فاجأت هذه الحكومة شعب بنجلاديش المسلم (87% مسلمون) بانقلاب على الدستور ليصبح علمانيًّا بعد حذف كل ما يشير فيه إلى الإسلام فيه من قريب أو بعيد، ولإنجاز ذلك الانقلاب على هوية الأمة ودينها الإسلامي الحنيف، شن النظام العلماني الحاكم حملة شرسة ضد الجماعة الإسلامية ثاني أكبر القوى شعبية في بنجلاديش وذلك لإزاحتها من الطريق وتغييبها عن الساحة حتى ينفذوا ما خططوا له، فقد قامت قوات الأمن باعتقال قادة "الجماعة الإسلامية"، وفي مقدمتهم مؤسسها البروفيسور غلام أعظم (90 عامًا)، وأميرها الحالي الشيخ "مطيع الرحمن نظامي"، وكل قيادات الجماعة، وستة آلاف وخمسمائة من كوادرها؛ لإفساح الطريق أمام تلك الهجمة الشرسة على الإسلام والمسلمين، والتمكين للفكر العلماني والهندوسي والتغريبي، وقد سبق ذلك عملية تجفيف ممنهجة لمنابع التعليم الإسلامي، وإغلاق العديد من المؤسسات التعليمية والخيرية، وأعلنت وزيرة الخارجية البنجالية بصراحة: "إن بنجلاديش دولة علمانية وليست دولة مسلمة"!.
وهكذا يعيد حزب "عوامي" الحاكم تاريخه الأسود الملطخ بدماء المسلمين، والمكلل بعار الحرب على الإسلام والهوية الإسلامية.. فقد شنَّ حربًا شعواء على الإسلام والعاملين له داخل البلاد خلال فترتي حكمه للبلاد (1971-1975م، ومن 1996-2001م)؛ حيث أغلق مؤسسات التعليم الإسلامي، وزجَّ بعشرات الآلاف من الشباب خلف القضبان، وقتل عشرات العلماء.. واليوم يعيد الحزب نفسه حقبته الدموية السوداء ضد الإسلام والمسلمين، بدعم من الغرب والصهاينة والهندوس في الهند، الذين طالما حرصوا وعملوا على أن تصبح بنجلاديش دولة هندوسية بعد تشجيع انفصالها من قبل عن باكستان.
إن ما يجري في بنجلاديش ليس بعيدًا عما يجري في مصر بعد الانقلاب الدموي، وليس بعيدًا عما يجري في بورما وسريلانكا وفطاني دارالسلام وكل بقاع الأرض.. حرب على الإسلام والهوية الإسلامية والمسلمين، وهي حرب تزداد ضراوة يومًا بعد يوم، ففي الوقت الذي تتواصل فيه حملة التطهير العرقي المصحوبة بمجازر يندى لها جبين الإنسانية ضد المسلمين في بورما (15% من تعداد السكان البالغ 55 مليون نسمة)، يجري التجهيز اليوم لحملة تطهير عرقي ومذابح مشابهة للمسلمين في سريلانكا (9% من تعداد السكان).
إنها الحرب على الإسلام التي تتخذ صورًا وأشكالاً متعددة ويتم تنفيذها بآليات متباينة ترمي في النهاية لمحاولة اقتلاع الاسلام وإبادة أهله، لكن الله حافظ دينه "ويمكرون ويمكر الله والله خير الماكرين".
------------------------
(*) كاتب مصري- مدير تحرير مجلة "المجتمع" الكويتية
عبد القادر ملا.. سيد قطب آخر!!
بقلم: عمر الفاروق
في 13 ديسمبر، 2013، الساعة 06:10 مساء أمس في بلاد تدعى بنجلاديش كان هناك سيد قطب جديد!.
تم تنفيذ حكم الإعدام بحق القيادي الإسلامي المعارض "الأستاذ عبد القادر ملا" مساعد الأمين العام للجماعة الإسلامية- أكبر الأحزاب الإسلامية هناك!
"الجماعة الإسلامية في باكستان والهند وبنجلاديش كانت جماعة واحدة أسسها الإمام "أبو الأعلى المودودي"- رحمه الله- وحين استقلت كل دولة عن الأخرى استقلت الجماعة الإسلامية في بنجلاديش عن شقيقتيها، لكن الأهداف والمبادئ وأساليب العمل للإسلام واحدة!
الجماعة الإسلامية- بصفة عامة- متأثرة بالأدبيات السياسية والدعوية لحركة الإخوان المسلمين، ولهذا فإنها تنتهج خط الدعوة إلى الله بالحكمة والموعظة الحسنة ونبذ العنف، والتغيير من خلال الأساليب السلمية!.
لنفهم القضية... لماذا اعدموا الرجل؟!
قبل (41 عامًا) وبالتحديد في سنة (1971)م خاضت بنجلاديش حربًا ضروسًا (حرب الاستقلال) ضد باكستان للانفصال عنها بمساعدة القوات الهندية المسلحة!
عارض الأستاذ عبد القادر ملا (مع باقي قادة الجماعة الإسلامية) هذا المخطط التقسيمي والانفصال عن باكستان للحفاظ على كيانها الإسلامي في المنطقة في مواجهة العداء الهندوسي ولدعم استقلال كشمير!
الهند ومن خلال منافذها في بنجلاديش سعت إلى القضاء على الوجود الإسلامي المنظم الذي يعبر عن طموحات هذا الشعب المسلم من خلال تعزيز قوة الحكومة وحثها على محاربة الإسلاميين في بلادها !
قصة المحاكمة !
بعد مجيء الحكومة الحالية ببنجلاديش إلى الحكم عام 2008 قامت بإنشاء "المحكمة الدولية لجرائم الحرب" التي وجدت خصيصًا لمحاكمة من وصفتهم الحكومة "بمجرمي حرب"!
وفي أول حُكم من نوعه، قضت المحكمة العليا في بنجلاديش يوم (الثلاثاء 17 سبتمبر 2013م) بإعدام مساعد الأمين العام للجماعة الإسلامية الأستاذ عبد القادر ملا شنقًا بعد أن رفضت الطعن المقدم منه على الحُكم الصادر بحقه من المحكمة الدولية لجرائم الحرب في بنغلاديش بالسجن المؤبد!.
وبذلك فإن المحكمة العليا قد غلظت العقوبة المفروضة عليه ونقضت بذلك لأول مرة في تاريخ جنوب آسيا حكمًا قضائيًّا صدر من محكمة استثنائية!!
على درب سيد قطب..! أعلن السجان خلال حديثه لوسائل الإعلام أن الأستاذ عبد القادر ملا يستطيع أن يقدم طلبًا للرئيس بالعفو عنه في غضون سبعة أيام، وهو ما يعني أنه أن الفرصة كانت قائمة حتى 15 ديسمبر، وبعد ذلك وحسب قانون إدارة مصلحة السجون هناك فإن الأستاذ عبد القادر ملا يحصل على 21 يومًا أخرى قبل تنفيذ الحكم عليه!.
رد الشيخ: "إنني لم ولن أطلب عفوًا رئاسيًّا من أحد، فلا أحد في هذا الكون يستطيع أن يتحكم في حياة أو موت أحد، فالله سبحانه وتعالى هو وحده يقرر طبيعة موت عباده، فالحكم لن ينفذ بقرار أحد وإنما سينفذ بقرار رب العالمين، وأنا مؤمن بقضاء الله وقدره"!.
وصية الأستاذ عبد القادر ملا لأهله!
قامت عائلة الأستاذ عبد القادر ملا في تمام الساعة الثامنة من مساء يوم الأربعاء بزيارته في محبسه في السجن المركزي بعد أن قامت إدارة مصلحة السجون بإخطارهم باللقاء معه بصفة عاجلة!.
وخلال اللقاء أبلغ الأستاذ عبدالقادر ملا أفراد عائلته بأنه لا يعرف شيئًا عن إخطار إدارة مصلحة السجون عائلته باللقاء معه، وقد علم بذلك بعد أن التقى بعائلته في السجن، مضيفًا بأنه وحتى الآن لم يتم تبليغه رسميًّا بموعد تنفيذ الحكم، ولم يقوموا بإجراء الفحص الطبي له قبيل تنفيذ الحكم!.
قال الأستاذ عبد القادر ملا لعائلته: "إنني كنت وليكم، وإذا قامت الحكومة بقتلي بطريقة غير شرعية وغير قانونية فإنني سأموت موتة الشهداء، حيث إن الله سبحانه وتعالى سيكون وليكم بعد استشهادي، فهو خير حافظا وخير ولي، ولهذا لا داعي للقلق، فأنا بريء تمامًا من جميع التهم التي وجهت إليّ، مؤكدًا بأنني وبسبب ارتباطي بالحركة الإسلامية في هذه الدولة تقوم الحكومة بقتلي، فليس كل واحد منا يستطيع أن يفوز بالشهادة، وهذا تكريم وشرف من الله عز وجل أن يسر لي أن أموت موتة الشهداء، وهو ما سيكون من أعظم ما اكتسبته في حياتي فالشهيد هو الذي يتذوق حلاوة شهد لا يشعر بها سواه، وكل قطرة من دمي سيعجل من سقوط الظالم المستبد وسيزيد الحركة الإسلامية قوةً ونشاطًا، فأنا لست قلقًا على نفسي بقدر ما أنا قلق على مستقبل هذه الدولة والحركة الإسلامية والصحوة الإسلامية في هذا البلد، وقد قدمت حياتي فداء للحركة الإسلامية والله على ما أقوله شهيد".
وفي النهاية، طالب مساعد الأمين العام للجماعة الإسلامية من عائلته أن يتحلوا بالصبر، لأن هذا هو الطريق الوحيد الذي به سينالون الأجر من عند ربهم، إنني أطلب من الشعب الدعاء لأن يتقبل الله شهادتي، بلغوا سلامي للشعب!.
زوجة الشيخ عبد القادر ملا تلوح بعلامات النصر بعد صدور قرار الإعدام بحق زوجها! وكأني أسمعها تقول "فاز ورب الكعبة.. فاز ورب الكعبة.
ختامًا: أعدم الرجل مساء يوم الخميس 12-12- 2013 وسط صمت عربي وإسلامي ودولي رهيب.. مات الرجل لكن أفكاره وحركته ستظل حية تسري في جسد الأمة!.
بنجلاديش" تعدم الزعيم الإسلامي "عبد القادر ملا
[12-12-2013][23:30:20 مكة المكرمة]
دكا- وكالات الأنباء:
نفذت
السلطات البنغالية اليوم حكم الإعدام شنقًا في زعيم حزب الجماعة
الإسلامية، عبد القادر ملا، الذي صدر من محكمة استثنائية مشكلة لمحاكمة
الإسلاميين بدعوى مواجهة الإرهاب.
جاء ذلك بعد ساعات من تأييد المحكمة حكمًا بالإعدام صدر على الزعيم عبد القادر ملا بعد تهم ملفقة ساقتها له محكمة الاستبداد بارتكاب جرائم ضد الإنسانية.
وجرى تنفيذ حكم الإعدام بالسجن المركزي في العاصمة داكا.
يذكر أن بنجلاديش تشهد مظاهرات حاشدة ضد الحكم الاستبدادي العلماني هناك ويتصدر المظاهرات ويقودها قادة الحركة الإسلامية هناك.
ويعد الزعيم عبد القادر الملا أول شخص يتم إعدامه من زعماء الجماعة الإسلامية الذين صدرت ضدهم أحكام من المحكمة الخاصة التي شكلها النظام للنظر فيما أسماها جرائم الحرب.
وتحاسبه المحكمة على تهم ملفقة بارتكاب جرائم ضد الإنسانية خلال حرب الاستقلال عن باكستان التي خاضتها البلاد في عام 1971. ونفى ملا، زعيم حزب الجماعة الإسلامية، جميع التهم وأكد الحزب أن دوافع المحاكمة سياسية.
وكانت محاكمته التي جرت أوائل هذا العام قد أثارت احتجاجات من أنصار
حزب الجماعة الإسلامية، الذين يتهمون الحكومة بالسعي إلى الانتقام السياسي
من مناوئيها، مما أدى إلى سجن عدد من كبار قادة الحزب
http://www.aljazeera.net/reportslibrary/pages?id=c31744ae-b04e-4494-88a2-f9252a990460