Jururawat muslimah berfoto angkat dua jari di Bilik Rawatan Darurat Hospital Narathiwat Thailand dihukum sebaliknya tentara menembak mati orang-orang Islam dibiarkan dan dianggap tidak bersalah.
Gambar
di atas adalah gambar jururawat mulimah berfoto angkat dua jari di
belakang juruwat itu ada jinazah tentera, akibatnya dihukuman salah,
Gambar di bawah adalah gambar jinazah orang melayu muslim patani ditembak mati oleh tentera thai, akibatnya tentera tidak bertanggungjawab
Sebenarnya
angkat dua jari ketika mengambil foto sudah jadi kebiasaan anak-anak
muda di wilayah Selatan Thailand. Terdapat sesetengah remaja (khususnya
wanita) angkat dua jari ketika berfoto tanpa niat apa-apa. Mereka
melakukannya sebagai action dan hanya untuk mengisi kekosongan. Yang
menjadi aneh dan terlalu aneh di Selatan Thailand perbuatan angkat dua
jari ketika berfoto termasuk perbuatan yang salah, wajib minta maaf, dan
pasti terima hukuman.
Peristiwa
salahnya jururawat wanita muslimah angkat dua jari membuktikan bahwa
pembesar-pembesar kerajaan di wilayah Selatan Thailand masih belum
mantap dalam berfikir. Kenapa? Peristiwa salahnya angkat dua jari
membuktikan pembesar-pembesar kerajaan masih belum mengerti adat budaya
penduduk tempatan termasuk gaya hidup kaum remaja di era modern ini.
Ada
yang mengatakan perbuatan angkat dua jari tidak sesuai dilakukan kerana
di belakang jururawat itu ada jinazah tentara terkaku mati akibat
terkena ledakan bom. Kata pihak penguasa, “Seharusnya jururawat itu jangan tunjukkan sikap gembira di depan jinazah”.
Ini satu bukti ketidaktelitian dari penguasa. Tahukah Anda! Jururawat
itu tugas mereka adalah mengurus pasen sama ada hidup atau mati. Mereka
tidak ditugaskan untuk bersedih di depan pasen! Angkat dua jari
membuktikan jururawat muslimah itu berkemapuan tinggi walaupun terpaksa
mengahadapi pasen yang bermana mayat penuh luka dan darah.
Jururawat muslimah pasti menerimakan hukuman dari tekanan pembesar-pembesar kerajaan Thailand, dengan sebab angkat dua jari ketika berfoto termasuk perbuatan yang salah, wajib minta maaf, dan pasti terima hukuman.
Tahukah? Hukuman
yang pihak penguasa putuskan terhadap jururawat itu membuat umat Islam
di negeri ini dan muslimin negara jiran sangat kecewa. Kenapa? Penguasa
menyalahakan angkat dua jari akan tetapi penguasa lupa bahkan sama
sekali tidak ambil tahu atas terbunuhnya warga muslim yang jelas-jelas
kematian mereka dibunuh oleh tentara. Kebijakan yang diambil oleh
penguasa dalam kasus ini sama dengan pribahasa Melayu yang berbunyi,
“Kentut dibersihkan tapi kotoran tahi diabaikan”.
Pihak enguasa
masih ingat atau tidak peristiwa yang berlaku terhadap seorang jururawat
muslimah ditembak mati oleh tentara di Thongsung Nakhonsritammarat pada
tahun 2008 yang lalu? Penembakan itu benar-benar sengaja dilakukan atas kereta api dan di
depan khalayak ramai. Kenapa kasus tersebut tidak menjadi hangat?
Sebaliknya, angkat dua jari diperhebohkan dan banyak penentangan dari
masyarakat Budha?
Gambar
kiri : Jururawat muslimah ditembak mati atas kerita api oleh tentara
thai di Thongsung Nakhonsritammarat pada tahun 2008 yang lalu?
Gambar
kanan : Pihak pengkhidmat membawa jinazah jururawat muslimah dan gambar
di bawah adalah gambar tentera thai dalam penjara atau penembak
jururawat muslimah
Kebijakan dan
keputusan yang diambil oleh penguasa terhadap kasus ini benar-benar
mengecewakan semua pihak khususnya jururawat muslimah. Hati mereka
terguris luka dan tersimpan dendam yang sangat membara. Tragedi Takbai
masih membara peristiwa baru berduri tanpa akhir.
Air mata yang
membasahi wajah jururawat muslimah lagi terpaksa menerima hukuman itu
akan menginsafkan setiap lapisan masyarakat muslim bahwa keadilan tidak
akan terwujud jika penguasa di wilayah Selatan Thailand masih bersikap
seperti water milon (timun cina) dengan buah durian. Dengan air mata itu
semoga pada suatu hari nanti water milon akan berubah bentuk menjadi
buah durian.
Peristiwa “Angkat
Dua Jari Salah” sudah membuktikan kepada kita bahwa apa pun yang kita
lakukan pasti tidak ada baik di mata penguasa. Jururawat muslimah sudah
menjadi mangsa khususnya mengsa angkatan bersenjata. Adakah angkatan
bersenjata sudah merasa puas dengan hukuman yang diberikan? Jika sudah
puas, kenapa masih ada ugutan tentara melalui laman web (facebook) akan
bertindak sesuatu untuk melepas dendam. Ingatlah! Jika terjadi sesuatu
terhadap juruwarat muslimah di atas, perlukah kita bertanya lagi siapa pelakunya?
Dari: http://www.deepsouthwatch.org/node/4935
Tiada ulasan:
Catat Ulasan