KENAPA BERJUANG DAN UNTUK SIAPA KEMERDEKAAN?! (Patani Darussalam)
By : Imaduddin Bahi (Mr.JR)
(Mr.JR) Dengan nama Allah yang maha pengasih dan Maha Penyayang yang telah menganugerahkan tanah, keluarga, dan agama pada ummat manusia sebagai bahan ujian demi mencapai syurga. Selawat dan salam senantiasa kami utuskan kepada Nabi Muhammad SAW si penghulu para Mujahideen. Doa dan jiwa raga kami sentiasa pada ummat Islam yang terjajah di seluruh pelusuk dunia khususnya di Patani Darussalam (Selatan Thailand).
Berkata As-syahid Al-Imam Hassan Al-Banna: Sesungguhnya ramai yang mampu berkata-kata dan sedikit dari mereka yang bertahan dalam beramal dan bekerja. Ramai pula dari yang sedikit itu yang mampu bertahan di waktu beramal dan sedikit dari mereka yang mampu memikul bebanan jihad yang sukar dan berat. Para Mujahidin itu adalah angkatan terpilih yang sedikit bilangannya tetapi menjadi penolong dan menjadi Ansarullah. Adakalanya mereka tersilap tetapi akhirnya menepati tujuan sekiranya mereka diberi Inayah dan Hidayah oleh Allah.
Sesuai dengan kata As-syahid Al-Imam Hassan Al-Banna, kita dapat menilai bahwa bukan semua orang yang berkesanggupan menanggung beban jihad yang berat ini. Oleh karena itulah terdapat ramai golongan di Patani. Antaranya adalah ; 1. Golongan pejuang, 2. Golongan simpati, 3. Golongan pemerhati, 4. Golongan penentang. Kesemua 4 golongan ini terdiri dari orang melayu sendiri. Persoalannya adalah mengapa terpecah menjadi banyak golongan dan bukan hanya 1 golongan sahaja yaitu golongan Islam. Ini karena tahap keyakinan, pengetahuan dan keimanan itu berbeza-beza.
Terjajah 226 tahun adalah suatu jangka masa yang sangat lama, begitulah juga jangka masa perjuangan yang tercetus. Ini menunjukkan bahwa azam para pejuang Patani tidak pernah terhenti malah semakin menguat dan berkesinambungan. Persoalan kedua adalah kenapa mereka berjuang?! Jawabannya adalah, ada bumi yang terjajah pasti ada yang membebas, ada yang dizalimi pasti ada yang menegak keadilan, ada yang di bunuh pasti ada yang menuntut bela. Begitu lah islam mengajarkan pada kita sesuai dengan ayat Al-Qur’an "Sesungguhna kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mahu menerima petunjuk" (Al-Qashash:56) dan "Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam" (Al-Ankabut:6). Jihad adalah suatu ketetapan untuk umat manusia agar sempurna imannya.
Jika di tanya, “untuk siapa kemerdekaan?”. Di dalam benak fikiran kita pasti ada jawabannya dan mungkin jawabannya berbeza-beza. Kemerdekaan itu pada umumnya adalah hanya untuk rakyat sesuai dengan tujuan utama islam yaitu menabur kesejahteraan di seluruh pelusuk dunia.
Kemerekaan dikatakan untuk rakyat adalah karena untuk membela nasib-nasib rakyat yang selama ini di permainkan dengan remeh. Antaranya adalah faktor pendidikan. Kita semua psti sadar bahwa berapa banyakkah rakyat Patani yang mencapai tahap pendidikan tinggi. Rakyat Patani yang berjaya melanjutkan pelajaran hingga ke universiti hanyalah 3%. Bayangkanlah bagaimana nasib 97% lagi yang pada awalnya masuk sekolah rendah atau sekolah tingkat dasar. Di dalam 3% yang berjaya masuk ke universiti pula ibarat meniti di atas pagar. Ini karena pemrintah sangat tidak suka pada anak melayu yang lulus universiti. Buktinya 1% dari mereka jadi bahan buruan, di penjara, dan di bunuh atas tuduhan yang tidak berasas.
Antara faktor lain adalah ekonomi. Contoh yang sangat dekat dengan kita adalah harga turun naiknya getah/karet sewenang-wenangnya di tentukan oleh mereka. Kadang-kadang para pengusaha getah/karet terpaksa menahan lapar dan menjual alatan rumah untuk mengisi perut mereka akibat dari harga getah/karet yang murah.
Faktor politik dan pemrintahan pula contohnya para pejabat tinggi di 3 wilayah. Memang orang melayu yang memegang jawatan itu tapi segala urusan yang penting dan berkaitan dengan nasib dan ketentuan rakkyat semuanya di tentukan oleh pusat. Mereka hanya disuruh mengikut perintah dan disuruh agar tidak usah mempedulikan urusan pemrintahan dan cukup bagi mereka hanya makan gaji besar dan berwisata. Jika ada pemerintah yang berkeras untuk memerintah dan membela nasib rakyat melayu Patani pasti dengan segera akan di turunkan dari jabatan atau dengan cara yang lebih kejam lagi di bunuh.
Belum cukupkah bukti di atas untuk menunjukkan perjuangan melayu patani bukanlah atas dasar kepentingan peribadi tapi perjuangan itu semata-mata untuk membela nasib rakyat. Pertanyaan besarnya adalah mengapa masih terpisah menjadi 4 golongan yaitu si pejuang, si simpati, si pemerhati dan si penentang??!! Si simpati ini adalah mereka yang tidak langsung berjuang tapi turut mendukung jalan perjuangan. Si pemrhati pula adalah mereka yang tidak tahu menahu kenapa dan untuk apa perjuangan ini dan mereka juga tidak tahu yang mana benar dan mana yang salah, mereka cukup mengatakan ‘tidak peduli’. Dan yang paling menyedihkan adalah mereka yang menentang atau dalam bahasa kasar adalah ‘anjing siam’. Mereka ini menentang jalan perjuangan karena kepentingan peribadi. Mereka ini mengkhianati rakyat dan sanggup menuduh siapa saja di kalangan rakyat hanya demi mendapatkan sedikit uang dan harta benda. Mereka melakukan untuk kesenangan di dunia dan langsung tidak memikirkan akibatnya di akhirat sesuai dengan janji Allah, "Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk(munafik) dengan yang baik (mu'min). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendakiNya di antara rasul-rasulNya. Kerana itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar" (Ali-'Imran:179).
"Allah berfirman:'Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mu'jizat-mu'jizat); sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan)," (Asy-Syu'araa':15).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan